Apa itu Geribig, Tampah dan Rigen Bambu Serta Fungsinya
Sebagai bangsa yang multi suku Indonesia memiliki banyak sekali ragam budaya yang diwariskan nenek moyang. Tidak hanya kesenian, namun juga tradisi, adat kebiasaan, sampai peralatan sehari-hari yang digunakan di tiap daerah memiliki bentuk dan nama yang beragam. Keberagaman bentuk & nama ini hanya karena tercipta dari tempat yang berbeda, karena tidak jarang namanya berbeda tapi fungsinya sama.
Geribig

Belum ada penamaan khusus secara universal untuk alat yang satu ini. DiJawa Tengah sendiri dengan beberapa dialek dalam berbahasa jawa, setidaknya ada dua nama untuk peralatan ini. Jika disekitar Jawa Tengah bagian tengah sekitar Temanggung sampai ke timur biasa disebut Geribig. Namun didaerah Jawa Tengah bagian barat peralat ini juga diberi nama Tabag. Geribig adalah sebuah peralatan yang berfungsi untuk menjemur hasil bumi berbentuk lembaran seperti tikar empat persegi panjang yang terbuat dari anyaman bambu tipis. Namun ada juga sebagian masyarakat yang menggunakan geribig sebagai pagar kandang ternak. Bagi petani Kopi Temanggung, Geribig dulu banyak dipakai untuk menjemur hasil panen berupa kopi, cengkih, jagung atau yang lain. Geribig banyak dipakai sampai pada sekitar tahun akhir 90an. Dimana pada masa tersebut belum banyak terdapat peralatan lain untuk menjemur seperti Terpal atau bahkan dak atap rumah seperti sekarang. Jika hendak dipakai, Geribig harus direntangkan seperti menggelar tikar. Karena pada saat tidak dipakai atau disimpan Geribig akan digulung guna memudahkan & menghemat tempat penyimpanan.
Tampah

Tampah atau Tampir adalah sejenis peralatan yang digunakan untuk “napeni” (bahasa jawa) hasil bumi. Napeni lebih berarti memisahkan / proses menyeleksi hasil bumi. Dalam proses Napeni ini biasanya yang dipisahkan adalah antara biji hasil bumi dengan kulitnya atau hasil bumi yang berkualitas bagus dengan yang berkualitas kurang bagus atau hasil bumi yang cacat. Namun Tampah sering juga digunakan untuk menjemur hasil bumi dalam kapasitas kecil. Bentuknya bundar dengan diameter tertentu yang tidak ada ukuran standardnya. Tampah juga terbuat dari anyaman bambu tipis dimana dibagian rangka lingkaran terbuat dari bilah bambu yang lebih tebal. Untuk mengkaitkan antara anyaman bambu dengan rangka digunakan tali yang biasanya juga terbuat dari bambu bagian kulit luarnya yang dibelah setipis mungkin sehingga lentur.
Rigen Bambu

Peralatan yang satu ini bentuknya empatpersegi panjang menyerupai meja. Bahannya dari bambu yang dianyam namun bilah-bilah bambu yang dianyam lapisannya lebih tebal sehingga hasil anyamannya kaku tidak lentur. Adapun rangka alat ini juga terbuat dari bilah bambu yang lebih tebal dari yang dianyam tujuannya agar struktur alat lebih kuat. Anyaman setiap bilah tidak rapat karena dimaksudkan agar ada celah aliran uap air bagi obyek yang dijemur. Diwilayah Kabupaten Temanggung alat ini sangat familiar karena digunakan untuk menjemur Tembakau yang juga merupakan produk unggulan selain kopi. Selain biasa digunakan untuk menjemur Tembakau alat ini juga digunakan untuk menjemur Kopi. Diperlukan tiang penyangga setinggi pinggang orang dewasa dan para-para melintang jika alat ini digunakan untuk menjemur kopi. Tujuannya agar kopi yang dijemur mudah untuk dibolak-balik.
Warisan Budaya Yang Akan Hilang
Seiring waktu, jaman memang berubah. Demikian juga kebutuhan dan cara manusia memenuhi kebutuhannya dengan bantuan peralatan juga berubah. Geribig populer digunakan sampai akhir tahun 90 an untuk menjemur hasil bumi, namun sekarang sudah tergantikan dengan lantai jemur dari semen. Tampah juga demikian, karena proses memilah dan menyeleksi hasil bumi sudah tergantikan dengan mesin. Tidak ada yang abadi didunia ini, karena semua akan berubah. Dan perubahan itulah yang abadi sampai akhir jaman.